A.
Definisi
Manajemen Mutu Terpadu
Definisi manajemen mutu terpadu atau total
quality management juga dikenal sebagai TQC adalah aplikasi prinsip-prinsip mutu pada semua
bagian perusahaan. Teknik TQM terbukti dapat menjamin ketahanan perusahaan
dalam kompetisi kelas dunia. Dari analisa kata pembentukannya, kita mempunyai:
Total : keseluruhan
Quality : derajat/tingkat
keunggulan suatu produk atau jasa
Management : tindakan, seni, atau cara penanganan,
pengendalian, pengarahan, dan sebagainya.
Jadi
TQM berarti seni menangani perusahaan secara keseluruhan untuk mencapai
keunggulan. Aturan emas TQM: lakukan kepada orang lain apa yang anda harapkan
orang lain lakukan untuk anda.
B.
Konsep
Dasar Manajemen Mutu Terpadu
Manajemen mutu terpadu
mempersyaratkan enam konsep dasar:
a. Kepemimpinan
Manajemen harus berkomitmen dan terlibat
untuk menyediakan dukungan organisasi dari atas ke bawah dalam jangka panjang.
b. Kepuasan
pelanggan
Kunci sukses program tqm adalah fokus
pada kepuasan pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal. Langkah yang
tepat untuk permulaan dalah memuaskan pelanggan internal. Suara pelanggan harus
didengarkan, desain mutu dan pencegahan cacat juga harus ditekankan.
c. Pemberdayaan
dan keterlibatan karyawan
Mutu adalah tanggung jawab seluruh
karyawan dalam organisasi. Diharapkan adanya keterlibatan dan pemanfaatan
seluruh tenaga kerja secara efektif, di mana orang-orang tidak hanya datang ke
tempat kerja untuk bekerja tetapi juga memikirkan bagaimana meningkatkan
pekerjaan mereka.
d. Perbaikan
proses berkelanjutan
Harus ada perbaikan proses yang
berkelanjutan. Proyek peningkatan mutu seperti pengiriman tepat waktu,
efisiensi pesanan masuk, waktu siklus, pengurangan cacat, dan manajemen
pemasok, merupakan awal yang bagus.
e. Kemitraan
dengan pemasok
Fokus kemitraan dengan pemasok ini lebih
pada biaya mutu dan biaya siklus hidup daripada harga.
f. Ukuran
kinerja
Pengukuran kinerja seperti waktu setup, persen
cacat, ketidakhadiran, dan kepuasan pelanggan perlu ditentukan untuk setiap
area fungsional.
Tujuan
TQM adalah menghasilkan produk bermutu, meningkatkan produktifitas, dan
menurunkan harga. Penerapan tqm membutuhkan perubahan budaya. Perubahan ini
penting dan tidak akan tercapai dalam waktu singkat. Organisasi yang kecil akan
jauh lebih mudah bertransformasi daripada organisasi yang besar. Perbedaan
keadaan sebelum dengan setelah TQM diterapkan.
Elemen
mutu
|
Kondisi
sebelumnya
|
TQM
|
Definisi
|
Produk-oriented
|
Costumer-oriented
|
Prioritas
|
Kedua,
dibandingkan service dan biaya
|
Pertama,
dibandingkan service dan biaya
|
Keputusan
|
Jangka
pendek
|
Jangka
panjang
|
Penekanan
|
Pencarian/deteksi
|
Pencegahan
|
Kesalahan
|
Operasi
|
Sistem
|
Tanggung
jawab
|
Quality
control
|
Setiap
orang
|
Pemecahan
masalah
|
Manajer
|
Tim
|
Pengadaan
|
Biaya
|
Biaya
siklus hidup, kemitraan
|
Peran
manajer
|
Merencanakan,
menugaskan, mengendalikan, dan mengimplementasikan
|
Mendelegasikan,
melatih, memfasilitasi, dan membimbing
|
Sumber: Dale H. Besterfield, Carol
Besterfield-Michna, et al. Total Quality
Management: second edition ( New Jersey: Prentice-Hall, Inc, 1995:3).
C.
Filosofi
Deming
Dr. Deming adalah murid dari Dr. Walter Shewart,
yang mempelopori Statistical Proses
Control (SPC) di Laboratorium Bell. Beliau meringkas konsep-konsep dan
prinsip-prinsip ke dalam 14 poin dan 7 penyakit mematikan. Filosofi ini
melandasi teori manajemen untuk perbaikan mutu, produktifitas, dan posisi
kompetitif serta beliau menyempurnakan siklus perbaikan berkelanjutan: Plan, Do, Check, Action (PDCA).
a. 7
penyakit mematikan:
1.
Kurangnya tujuan konstan;
2.
Menekankan pada keuntungan jangka pendek;
3.
Evaluasi pekerjaan, tingkat kegunaan,
atau tinjauan tahunan;
4.
Pergantian manajemen;
5.
Manajemen dengan menggunakan gambaran
nyata;
6.
Biaya pengobatan yang berlebihan;
7.
Biaya pertanggungan yang berlebihan.
b. 14
poin Deming:
1.
Membuat dan mengenalkan kepada semua
pekerja pernyataan tentang tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Manajemen
harus menunjukkan komitmen secara konstan tentang pernyataan yang telah dibuat;
2.
Mempelajari filosofi yang baru, mulai
dari pucuk pimpinan sampai semua orang yang terlibat;
3.
Memahami tujuan dari inspeksi, untuk
meningkatkan proses dan pengurangan biaya;
4.
Mengakhiri pelatihan pemberian hadiah
yang hanya berfokus pada tabel harga saja;
5.
Meningkatkan secara konstan dan
berlangsung selamanya sistem produksi dan jasa;
6.
Institut pelatihan untuk keterampilan;
7.
Pengajaran dan institut kepemimpinan;
8.
Hindari ketakutan, tumbuhkan kepercayaan
dan tumbuhkan suasana untuk inovasi;
9.
Mengoptimalkan tujuan perusahaan melalui
usaha dari tim, grup, dan staff;
10.
Mengurangi desakan dan peringatan kepada
pekerja;
11.
Menghilangkan kuota menurut angka untuk produksi.
Sebaliknya, mempelajari metode baru untuk peningkatan. Menghilangkan MBO (Management
By Objectives). Sebaliknya mempelajari kemampuan proses dan bagaimana untuk
meningkatkan kemampuan proses tersbut;
12.
Memindahkan rintangan yang merampas
kebanggaan kecakapan kerja;
13.
Mendukung pendidikan dan pengembangan
diri untuk semuanya;
14.
Mengambil tindakan untuk menyelesaikan
transformasi.
Sumber: Arthur R.
Tenner, In ing J. DeToro. Total Quality
Management: Three Steps to Continous Improvment (Addison Wesley Publishing
Company, 1992:18)
D. Langkah Penerapan Sistem Manajemen
Mutu
Secara umum langkah penerapan sistem
manajemen mutu hingga sertifikasi meliputi tahap-tahap berikut:
a. Tahap
Persiapan
Tahap ini meliputi pembentukan tim
pengembangan mutu dan pelatihan dasar untuk memahami sitem manajemen mutu
sesuai standar.
b. Tahap
pengembangan
Tahap ini melibatkan aktivitas
organisasi, meninjau semua dokumentasi yang ada dan mengembangkan sistem mutu
dalam organisasi. Pelatihan yang lebih detil lagi mungkin diperlukan untuk pelatihan
personel dalam kunci-kunci pengembangan mutu. Jika organisasi cukup besar, bisa
dipertimbangkan untuk memanggil konsultan eksternal untuk membantu
mempersiapkan sistem manajemen mutu.
c. Tahap
implementasi
Sistem manajemen mutu yang telah
dikembangkan perlu diimplementasikan dalam proyek yang sebenarnya untuk
selanjutnya dikaji dalam tahap berikutnya.
d. Tahap
audit
Tahap ini dilaksanakan audit sistem
manajemen mutu setelah implementasi
berjalan untuk jangka waktu yang telah ditentukan. Tujuan audit sistem
manajemen mutu adalah untuk memastikan apakah semua operasional dalam
organisasi sudah berjalan sesuai dengan prosedur dan untuk memastikan apakah
sistem sudah berjalan efektif.
e. Tahap
sertifikasi
Tahap ini meliputi sertifikasi oleh
Badan Sertifikasi yang terakreditasi. Setelah melalui tahap sertifikasi ini,
organisasi resmi sebagai pemegang sertifikat ISO.
E.
Pengertian
ISO 9001:200
Standar internasional
ISO 9001 dipersiapkan oleh Komite Teknik ISO/TC 176, Manajemen Mutu dan
Pemastian Mutu, Subkomite SC 2, Sistem Mutu. ISO 9001:2000 berisi
persyaratan-persyaratan yang harus
dipenuhi organisasi. Dalam ISO 9001:2000 terdapat delapan prinsip dasar
manajemen mutu ini merupakan dasar bagi sistem manajemen mutu dalam kelompok ISO
9000 yaitu:
1. Prinsip
Fokus pada pelanggan
Organisasi tergantung pada pelanggan
mereka dan karena itu harus mengerti akan kebutuhan mereka baik yang sekarang
maupun di masa yang akan datang, harus memenuhi permintaan/persyaratan
pelanggan, dan perjuangan untuk melebihi harapan pelanggan
2. Prinsip
kepemimpinan
Pemimpin organisasi menetapkan kesatuan
tujuan dan arah dari organisasi, mereka harus menciptakan dan memelihara
lingkungan internal agar orang-orang dapat menjadi terlibat secara penuh dalam
mencapai tujuan-tujuan organisasi.
3. Prinsip
pelibatan orang
Orang pada semua tingkat merupakan
faktor yang sangat penting dari suatu organisasi dan keterlibatan mereka secara
penuh akan memungkinkan kemampuan mereka digunakan secara optimal untuk manfaat
organisasi.
4. Prinsip
pendekatan proses
Suatu hasil yang diinginkan akan
tercapai secara lebih efisien, apabila aktivitas dan sumber-sumber daya yang
berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Keunggulan pendekatan proses adalah
kendali terus-menerus yang diberikannya terhadap hubungan antara proses
sendiri-sendiri dalam sistem proses, seperti juga terhadap gabungan dan
interaksinya.
5. Prinsip
pendekatan sistem pada manajemen
Pengidentifikasian, pemahaman dan
pengelolaan, dari proses-proses yang saling berkaitan sebagai suatu sistem,
akan memberikan kontribusi pada efektifitas dan efisiensi organisasi dalam
mencapai tujuannya.
6. Prinsip
perbaikan berkelanjutan
Peningkatan terus-menerus dari kinerja
organisasi secara keseluruhan harus menjadi tujuan tetap dari organisasi.
Peningkatan terus-menerus didefinisikan sebagai suatu proses yang berfokus pada
upaya terus-menerus meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi untuk
memenuhi kebijakan dan tujuan dari organisasi itu.
7. Prinsip
pendekatan fakta dalam pengambilan keputusan
Keputusan yang efektif adalah keputusan
yang berdasarkan pada analisa data dan informasi. Analisa tersebut berguna
untuk mencari dan menghilankan akar penyebab masalah, sehingga masalah-masalah
kualitas dapat terselesaikan secara efektif dan efisien.
8. Prinsip
kemitraan dengan pemasok yang saling menguntungkan
Suatu organisasi dan pemasok adalah saling
tergantung, dan hubungan yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan
bersama dan menciptakan nilai tambah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar