Label

Selasa, 24 Januari 2012

PROPOSAL KUALITATIF


A.    Judul Penelitian
Peneliti dalam proposal ini mengambil judul Pelayanan dan Kepuasan Peserta Didik di SMA Negeri 8 Malang yang menjadi bahan penelitian untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan tenaga staff untuk bekerja lebih profesional dalam memberikan pelayanan yang lebih baik dan dapat terus ditingkatkan secara terus-menerus.

B.     Latar Belakang
Mengacu pada peningkatan mutu pelayanan kepuasan peserta didik dapat dicapai dengan berbagai cara antara lain : melalui peningkatan kualitas pelayanan dan tenaga staff lainnya, pelatihan dan pendidikan, atau dengan memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan secara professional lewat seminar dan pelatihan-pelatihan.

Upaya meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan peserta didik lainnya untuk menyelesaikan hambatan-hambatan yang dihadapi saat menjalankan tugasnya akan memebrikan dampak yang positif ganda pada diri pribadi, peserta didik, dan instansi. Pertama, peningkatan kemampuan dalam menyelesaikan masalah pelayanan dan kepuasan yang nyata. Kedua, peningkatan kualitas staff, keterampilan yang memenuhi standart. Ketiga, peningkatan professional tenaga staff. Keempat, penerapan prinsip memberikan pelayanan dan kepuasan yang terbaik pada peserta didik.

Untuk meningkatkan kemampuan melayani peserta didik di masa sekarang harusnya dirancang dengan pendekatan research development dissemination (RDD). Pendekatan ini lebih menekankan pada perencanaan penelitian yang bersifat natural/ lebih mendekatkan kepada rasa kepuasan peserta didik dan keterampilan staff dalam melayani peserta didik di SMA Negeri 8 Malang. Pendekatan natural lebih pada menggambarkan bagaimana kondisi pelayanannya dan nyata yang ada di lapangan.

Pendekatan naturalistic dan posivistik menitik beratkan pada upaya perbaiakan mutu yang inisiatifnya berasal dari motivasi internal staff dan tenaga lainnya. Perlu dikembangkannya berbagai metode untuk terus meningkatkan pelayanan, misalnya dengan go public. Cara ini akan memberikan kendala dalam menjalankannya karena metode ini digunakan oleh instansi besar dan sudah memiliki kredibilitas.

Metode go public dimaksudkan untuk memberikan pelayanan langsung dan cepat kepada peserta didik agar proses pelayanan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Melalui pendekatan naturalistic yang menitik beratkan kepuasan akan lebih mudah karena langsung mengetahui apa yang menjadi kebutuhan peserta didik. Sehingga tercipta proses pelayanan yang memuaskan berbagai pihak.

Sementara itu, kemajuan teknologi dapat dijadikan menjadi salah satu factor pendukung peningkatan kepuasan peserta didik melalui pelayanan. Staff harus mampu menguasai teknologi informasi untuk mengubah pelayanan yang konvensional menjadi modern. Misalnya, menggunakan computer untuk memasukkan semua data, memproses, dan menghasilkan data. Pelayanan menggunakan IT akan mempermudah peserta didik juga untuk menggunanakan pelayanan yang diberikan.

Staff harus memiliki keterampilan yang baik untuk dapat meng-update pelayanan sesuai dengan perkembangan zaman. Dengan menggunakan IT, tenaga staff akan sangat terbantu dan dapat mempercepat pelayanan kepada peserta didik. Dan peserta didik dapat juga memaksimalkan pelayanan yang diberikan tenaga staff sehingga kedepannya dapat mencapai kepuasan yang menjadi tujuan.
Pendekatan-pendekatan dan metode diatas harus selalu dikembangkan kedepannya untuk meningkatkan pelayanan dan kepuasan peserta didik. Sekolah seharusnya bisa memberiakan fasilitas yang dibutuhkan oleh staff untuk bisa meningkatkan keterampilan pelayanan di SMA Negeri Malang.






C.    Fokus Penelitian
Dari latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yang ada di SMA Negeri 8 Malang yaitu:
1.      Bagimana pelayanan PD di SMA Negeri 8 Malang?
2.      Bagaimana kepuasan PD di SMA Negeri 8 Malang?
3.      Apa sajakah hambatan pelayanan di SMA Negeri 8 Malang?

D.    Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian. Berdasarkan focus penelitian tersebut, maka mempunyai tujuan dari penelitian sebagai berikut adalah:
1.      Mengetahui pelayanan terbaik yang dapat diberikan pada peserta didik
2.      Mengetahui tingkat kreatifitas staff
3.      Untuk mengetahui system yang cocok diterapkan di SMA Negeri 8 Malang
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang didefinisikan yang dapat diamati. Untuk menghindari salah penafsiran terhadap maksud penelitian ini, diadakan pembatasan istilah-istilah operasional yang digunakan yaitu:
1.      Pelayanan adalah segala bentuk jasa pelayanan yang diberikan untuk memberikan yang terbaik
2.      Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara yang dirasakan dan diharapkan
3.      Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu






E.     Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah
1.      Bagi sekolah
a.       Mendapat gambaran yang baik tentang manajemen layanan khusus
b.      Mendapat masukan untuk member rekomendasi dalam pengelolaan manajemen layanan khusus
2.      Bagi Jurusan Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Malang
a.       Menjadi sarana belajar untuk matakuliah yang berhubungan dengan manajemen layanan khusus
b.      Menjadi tambahan informasi dalam hal manajemen layanan khusus
c.       Menjadi salah satu referensi bagi yang membahas permasalahan yang serupa
3.      Bagi peneliti
a.       Menjadi sarana belajar untuk memperluas pengetahuan
b.      Mendapat pengetahuan dan pengalaman
c.       Menjadi sarana untuk menganalisa keadaan yang ada
















F.     KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Pelayanan dan Kepuasan

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam instansi langsung antara seseorang dengan orang yang lainnya atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain.

Sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang. Keputusan MenPan No. 81/93 menyatakan bahwa pelayanan umum adalah segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada daerah, dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat, dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Servis berasal dari orang-orang bukan perusahaan. Tanpa member nilai pada diri sendiri, tidak akan mempunyai arti apa-apa. Demikian halnya pada organisasi atau perusahaan yang secara esensial merupakan kumpulan orang-oraang. Oleh karena itu, harga diri yang tinggi adalah unsur yang paling mendasar bagi keberhasilan organisasi yang menyediakan jasa pelayanan berkualitas.

Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda dan bervariasi mulai dari yang konvensional hingga yang lebih strategis. Definisi konvensional dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik sesuatu produk seperti kinerja, keandalan, mudah dalam penggunaan, estetika, dan sebagainya.

Sedangkan dalam definisi strategis dinyatakan bahwa kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan. Berdasarkan pengertian kualitas, baik yang konvensional maupun yang lebih strategis oleh Gasperz (1997) dinyatakan bahwa pada dasarnya kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk yang memenuhi keinginan pelanggan.

Kualitas adalah menjaga janji pelayanan agar pihak yang dilayani merasa puas dan diuntungkan, meningkatkan kualitas merupakan pekerjaan semua orang adalah pelanggan. Tanggung jawab untuk kualitas produksi dan pengawasan kualitas tidak dapat didelegasikan kepada satu orang.

Melayani masyarakat baik sebagai kewajiban maupun sebagai kehormatan, merupakan dasar bagi terbentuknya masyarakat yang manusiawi ( Tjosvold, 1993:x ). Pelayanan publik pada hakekatnya pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan kewajiban aparatur negara sebagai abdi masyarakat ( MenPan No. 63/03 ).

Zeitaml (1996:177) mendefinisikan bahwa pelayanan adalah penyampaian secara excellent atau superior dibandingkan dengan harapan konsumen. Dalam perkembangannya, Parasurawan dkk ( dalam Zeitaml dan Bitner, 1996:118) menyatakan bahwa konsumen dalam melakukan penilaian terhadap kualitas jasa ada lima dimensi yang perlu diperhatikan yaitu tangible, emphaty, responsiveness, realibility, dan assurance.

Memberikan pelayanan yang berkualitas sebaiknya memenuhi syarat sebagai berikut:
1.      Prosedur pelayanan
2.      Waktu penyelesaian
3.      Biaya pelayanan
4.      Produk pelayanan
5.      Sarana dan prasarana
6.      Kompetensi petugas
Apabila semua syarat dijalankan dengan baik akan memberikan kepuasan pada pelanggan.


                        Nantinya akan ditemukan beberapa kendala pelayanan yang diberikan kepada pelanggan misalnya kurangnya komitmen dari aparatur pelayanan, kurangnya pemahaman tentang manajemen yang berkualitas, ketidak mampuan merubah kultur dan perilaku, kurang akuratnya perencanaan kualitas, dan lain sebagainya.
            Langkah-langkah untuk mengatasi kendala tersebut adalah membangun kesadaran melayani bagi aparatur negara, membangun kesadaran masyarakat untuk memberikan saran dan kritik mengenai pelayanan masyarakat, memberikan reward dan punishment yang seimbang, mengadakan kompetisi pelayanan bagi instansi, dan lain-lain.
Kepuasan dalam bahasa Inggris disebut satisfaction yang berasal dari bahasa latin “satis” artinya cukup baik, memadai dan “facio” artinya melakukan atau membuat. Kepuasan dideskripsikan sebagai “ the good feeling that you have when you a chieved something or when something that you wanted to happen does happen”, “the act of fulfilling a need or desire”, dan “an acceptable way of dealing with complain, a debt, an injury, etc”. kepuasan adalah perihal puas, kesenangan, kelegaan (kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990, p705).
Secara umum, kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. 3 komponen dalam kepuasan pelanggan adalah kepuasan pelanggan merupakan respons, respons menyangkut fokus tertentu, dan respons terjadi dalam waktu tertentu.
Menurut Josee Bloemer, Ruyter, dan Wetzel adanya kepuasan pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya adalah menjadi harmonis, memberikan dasar untuk pembelian kembali, dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan untuk membayar dengan harga yang wajar atas jasa yang diterimanya.
Menurut Hawkins, konsumen yang setia atau pelanggan yang mempunyai komitmen, terhadap suatu perusahaan atau instansi atau merek memiliki kecintaan emosional kepada suatu merek atau perusahaan atau instansi.
Oliver mendefinisikan kepuasan adalah tingkat respons pemenuhan dari konsumen. Kepuasan adalah hasil dari penilaian konsumen bahwa produk atau pelayanan telah memberikan tingkat kenikmatan dimana tingkat pemenuhan ini bisa lebih atau kurang.
Koher mendefinisikan kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan diharapkan. Engel dan Pawitra menyatakan bahwa kepuasan dapat diterapkan dalam penilaian kepuasan atau ketidakpuasan terhadap pelayanan tertentu karena keduanya berkaitan erat dengan konsep kepuasan pelanggan.
Ada beberapa konsep atau prinsip kepuasan pelanggan yaitu:
1.      Percaya akan pentingnya kepuasan pelanggan
2.      Pilih pelanggan untuk membangun kepuasan pelanggan
3.      Memahami harapan pelanggan
4.      Identifikasi faktor kepuasan pelanggan
5.      Pelayanan yang memuaskan.
Sehingga apabila diterapkan maka pelayanan yang diberikan akan menimbulkan kepuasan bagi pelanggan baik dalam jangka waktu pendek atau panjang.
            Pelayanan adalah suatu kegiatan memebrikan layanan atau melayani dari seseorang ke orang alain dalam rangka untuk memberikan jasa produk atau informasi sehingga pelanggan atau konsumen atau masyarakat merasakan sebuah kepuasan dari pelayanan. Kepuasan adalah tingkat rasa yang dirasakan seseorang dalam baik hati maupun pikiran sehingga menimbulkan timbal balik yang positif antara penyedia pelayanan dan pelanggan.
Pelayanan dan kepuasan merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan karena bagian dari sebuah layanan kepada pelanggan atau masyarakat sehingga dapat dirasakan manfaatnya. Oleh karana itu, harus ditingkatkan terus menerus tingkat pelayanan dan kepuasan agar pelanggan kecintaan terhadap instansi atau perusahaan dan produk dapat bertambah seiring dengan membeiknya pelayanan.
G.    Metode Penelitian
1.      Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan “ Penelitian Pengembangan “ ( Research and Development ). Menurut Borg and Gall (1989:782), yang dimaksudkan dengan model penelitian dan pengembangan adalah “ a process used develop and validate educational product”. Kadang-kadang penelitian ini juga disebut “ research based development”. Yang muncul sebagai strategi dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kepuasan peserta didik.

Selain untuk engembangkan dan emvalidasi hasil-hasil pelayanan dan kepuasan peserta didik, Research and Development juga bertujuan untuk menemukan pengetahuan-pengetahuan baru melalui “basic research”, atau untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus tentang masalah-masalah yang bersifat praktis melalui “applied research”, yang digunakan untuk meningkatkan proses pelayanan kepada peserta didik. Research and Development dimanfaatkan untuk menghasilkan model pelatihan keterampilan sebagai upaya pemberdayaan, sehingga kemampuan tenaga staff dalam memberikan pelayanan dapat maksimal.

Dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian yang dilakukan di tenaga staff SMA Negeri 8 Malang, skema atau program penelitiannya berisi outline tentang apa yang harus dilakukan oleh peneliti, mulai dari pertanyaan dalam mengeksplorasi data sampai pada analisis data finalnya. Struktur data lebih spesifik, yang memuat sistem, paradigma-paradigma variabel operasional dan melihat keterkaitan beberapa domain sehingga membangun suatu skema struktural sebagai tujuan penelitian.

Perolehan data dapat dilakukan melalui eksplorasi yaitu dengan cara menelusuri secara cermat berbagai dokumen yang terkait dengan fokus penelitian, waancara yang bersifat luas dan mendalam, serta melakukan pengamatan mengenai aktivitas tenaga staff di SMA Negeri 8 Malang. Atas dasar itu disusunlah konsep strategis bagi pengembangan studi yang dilakukan, yaitu melalui sebuah model pelatihan keterampilan terpadu sehingga mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi tenaga staff melalui penelitian ini.

Penelitian model pelatihan keterampilan terpadu bagi tenaga staff sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan dilaksanakan melalui 2 bentuk kegiatan yaitu (1) eksplorasi yang bersifat kualitatif dan (2) eksperimental. Kegiatan eksplorasi secara kualitatif digunakan dengan asumsi bahwa dunia, realitas, dan peristiwa yang terjadi sebagai obyek suatu studi tentang perilaku manusia dan fenomena sosial. Seharusnya dipandang dengan cara bermacam-macam dan oleh orang yang berbeda-beda, serta dipahami melalui pendekatan humanistik (Nasution, 1988:12). Sedangkan pelaksanaan eksperimen digunakan sebagai tahap implementasi atau uji coba model pelatihan keterampilan terpadu.

Kajian penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif analiitik. Melalui penelitian yang bersifat deskriptif secara garis besar memiliki 2 tujuan yaitu (1) untuk mengetahui potensi dan pengembangan sumber daya yang ada atau frekuensi terjadinya aspek fenomena sosial tertentu, (2) untuk mendeskripsikan secara terperinci tentang fenomena sosial tertentu. Sedangkan secara analitik, analisanya menggunakan metode yang bertujuan untuk menguji hasil secara statistik dan hasilnya berfungsi untuk memperkuat jawaban secara deskriptif sesuai permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Secara umum untuk mengetahui perbedaan antara peserta pelatihan sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan keterampilan.

2.      Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini, karakteristik subyek adalah tenaga staff SMA Negeri 8 Malang dan beberapa partisipan penelitian untuk menjadi bagian dari proses penelitian. Peneliti berusaha memahami subyek dari sudut pandang subyek itu sendiri, dengan tidak mengabaikan membuat penafsiran, dengan membuat skema konseptual.

Peneliti menekankan pada hal-hal subyektif, tetapi tidak menolak realitas “di sana” yang ada pada manusia dan yang mampu menahan tindakan terhadapnya. Jika peneliti menggunakan perspektif fenomenologi dengan paradigma definisi sosial biasanya peneliti ini bergerak pada kajian mikro.

Paradigma definisi sosial ini akan memberi peluang individu sebagai subyek penelitian (informasi penelitian) melakukan interpretasi, dan kemudian peneliti melakukan interpretasi terhadap interpretasi itu sampai mendapatkan makna yang berkaitan dengan pokok masalah penelitian.

3.      Lokasi Penelitian
     Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Malang, Kota Malang Propinsi Jawa Timur. Subyek penelitian ini adalah tenaga staff dan peserta didik ,di mana tenaga staff belum mampu mengembangkan pelayanan di sekolah dan menentukan keterampilan yang dibutuhkan tenaga staff untuk melayani peserta didik agar puas terhadap pelayanan yang diberikan.
Ketidakmampuan ini disebabkan karena tenaga staff tidak memahami betul arti dari sebuah pelayanan, kurangnya pelatihan keterampilan yang diterima, sehingga pelayanan yang diberikan kurang memuaskan bahkan mengurangi minat peserta didik untuk menggunakan fasilitas pelayanan yang diberikan oleh sekolah.
Sehingga perlu dibuatkan sebuah alternatif jalan keluar untuk memberikan pelayanan prima kepada peserta didik dengan cara yaitu (1) memberikan motivasi internal kepada tenaga staff, (2) memberikan motivasi eksternal kepada staff. Berdasarkan alternatif diatas perlu dikembangkan lebih lanjut keterampilan dalam pelayanan tenaga staff utuk kedepannya akan memberi nilai positif bagi semua pihak.
4.      Sumber Data
Sumber data melalui partisipan penelitian dengan prosedur penentuan partisipan dan sumber data penelitian kualitatif umum menampilkan karakteristik (Sarantakos dalam Poerwandari, 2005 hlm 95) :
a.       Diarahkan tidak pada jumlah sampel yang besar, namun pada kasus tipikal sesuai kekhususan masalah penelitian
b.      Tidak ditentukan secara kaku sejak awal, namun dapat berubah dalam hal jumlah maupun karakteristik sampel, sesuai pemahaman konseptual yang berkembang dalam penelitian
c.       Tidak diarahkan pada keterwakilandalam arti jumlah atau peristiwa acak, melainkan pada kecocokan konteks  

5.      Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan sumber data yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan analisis dokumen, observasi dan wawancara. Untuk mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara-cara atau teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan lancar.
Metode pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif pada umumnya menggunakan teknih observasi, wawancara, dan studi dokumenter, atas dasar konsep tersebut, maka ketiga teknik pengumpulan data diatas digunakan dalam penelitian ini.
a.       Observasi
Dalam penelitian ini teknik observasi digunakan untuk memperkuat data, terutama aktivitas pembelajaran dan unjuk kerja guru. Dengan demikian hasil observasi ini sekaligus untuk mengkonfirmasikan data yang telah terkumpul melalui wawancara dengan kenyataan yang sebenarnya. Observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung dan tidak langsung tentang perilaku warga sekolah sekolah terutama tentang pelayanan tenaga staff terhadap peserta didik.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena :
1)      Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks dalam hal yang diteliti akan atau terjadi.
2)      Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah secara induktif.
3)      Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek penelitian sendiri kurang disadari.
4)      Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara terbuka dalam wawancara.
5)      Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan akan menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk memahami fenomena yang diteliti.
b.      Wawancara
Wawancara yang dilakukan dengan dua bentuk, yaitu wawancara terstruktur (dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti). Sedang wawancara tak terstruktur (wawancara dilakukan apabila adanya jawaban berkembang diluar pertanyaan-pertanyaan terstruktur namun tidak terlepas dari permaslahan penelitian) (Nasution, 2006: 72)
Dalam penelitian ini wawancara dipergunakan untuk mnengadakan komunikasi dengan pihak-pihak terkait atau subjek penelitian, antara lain tentang tenaga staff dalam rangka memperoleh penjelasan atau informasi tentang hal-hal yang belum tercantum dalam observasi dan dokumentasi.
Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.
Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara. Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) dalam proses wawancara dengan menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi pedoman wawancara yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput tampa menentukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan yang eksplisit.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek-aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (check list) apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Dengan pedoman demikian interviwer harus memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat Tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara berlangsung (Patton dalam poerwandari, 1998)
Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara :
1)      Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.
2)      Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.
3)      Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak dapat dilakukan.
Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu :
1)      Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang baik.
2)      Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.
3)      Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.
4)      Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh interviwer.
c.       Dokumentasi
Analisis dokumen dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen baik yang berada di sekolah ataupun yang berada di luar sekolah, yang ada hubungannya dengan penelitian tersebut. Menurut Arikunto (2006: 132), teknik dokumentasi yaitu “mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”.

6.      Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari data secara sistematis atas catatan wawancara, angket, dan dokumentasi dan lain sebagainya untuk meningkatkan pemahaman penelitian atas obyek dan subyek penelitiannya. Upaya ini disebut sebagai upaya mencari makna. Analisis data dilakukan sejak awal penelitian hingga akhir pengumpulan data yang bersifat terbuka dan induktif, sehingga tidak menutup kemungkinan akan terjadi reduksi data, perbaikan dan verifikasi atas data yang diperoleh. Hal ini dimaksudkan untuk lebih mempermudah pemahaman dan kejelasan. Dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan untuk lebih jelasnya menggunakan analisis interaksi (Miles dan Huberman 1992:15-20).
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Kesimpulan Pencarian
Reduksi Data
 











Analisis data adalah upaya mencari data secara sistematis atas catatan-catatan wawancara, angket dan dokumentasi untuk meningkatkan pemahaman peneliti atas subyek dan obyek penelitiannya. Upaya ini disebut sebagai upaya mencari makna. Ada empat hal yang merupakan kesimpulan ini pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
a.       Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan kesimpulan dari data-data informasi dari data-data informasi yang diperoleh dari hasil pengumpulan data baik menggunakan metode wawancara maupun observasi-parsitipatif. Data yang terkumpul masih berupa data mentah yang belum diolah, sehingga masih perlu dipilih yang dianggap dan tidak penting.
b.      Reduksi data
Reduksi data dimaksudkan untuk memperoleh data yang lebih fokus dan tajam, karena data yang menumpuk sulit memberikan gambaran yang jelas. Reduksi data merupakan penyederhanaan yang muncul dari catatan lapangan sebagai upaya untuk mengorganisasikan data dan memudahkan penarikan kesimpulan.
c.       Penyajian data
Penyajian data yaitu data yang dihasilkan melalui proses reduksi data akan langsung disajikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penerikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
d.      Verifikasi
Verifikasi yaitu proses mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, dan penjelasan. Kesimpulan yang diverifikasi selama penelitian berlangsung untuk mencari kesimpulan akhir.





7.      Keabsahan Data
Pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi empat teknik. Pertama, kredibilitas (credibility)yaitu criteria untuk memenuhi nilai kebenaran dari data dan informasi yang dikumpulkan. Artinya, hasil penelitian harus dapat dipercaya oleh semua pembaca secara kritis dan dari responden sebagai informan. Untuk hasil penelitian yang kredibel, terdapat tujuh teknik yang diajukan yaitu: perpanjangan kehadiran peneliti/pengamat (prolonged engagement), pengamatan terus-menerus (persistent observation), triangulasi (triangulation), diskusi teman sejawat (peer debriefing), analisis kasus negative (negative case analysis), pengecekan atas kecukupan referensial (referencial adequacy checks), dan pengecekan anggota(member checking).
Kedua, transferabilitas (transferability). Kriteria ini digunakan untuk memenuhi criteria bahwa hasil penelitian yang dilakukan dalam konteks (setting) tertentu dapat ditransfer ke subyek lain yang memiliki tipologi yang sama.
Ketiga, dependabilitas (dependability). Kriteria ini dapat digunakan untuk menilai  apakah proses penelitian kualitatif bermutu atau tidak, dengan mengecek: apakah si peneliti sudah cukup hati-hati, apakah membuat kesalahan dalam mengkonseptualisasikan rencana penelitiannya, pengumpulan data, dan pengintepretasiannya. Teknik terbaik yang digunakan adalah dependability audit dengan meminta dependent dan independent auditor untuk mereview aktifitas peneliti.
Keempat, konfirmabilita (confirmability). Merupakan kriteria untuk menilai mutu tidaknya hasil penelitian. Jika dependabilitas digunakan untuk menilai kualitas dari proses yang ditempuh oleh peneliti, maka konfirmabilitas untuk menilai kualitas hasil penelitian, dengan tekanan pertanyaan apakah data dan informasi serta interpretasi dan lainnya didukung oleh materi yang ada dalam audit trail.
Dari berbagai uraian yang dikemukakan di atas penelitian merupakan sebuah proses yang memerlukan perhatian yang benar-benar serius seandainya ingin diperoleh hasil penelitian yang berkualitas. Perhatian Tabel 4 berikut, yang menggambarkan ringkasan penelitian kualitatif sebagai suatu proses

Peneltian Kualitatif sebagai Proses
              Fase
                            Uraian
Periset sebagai subjek penelitian  
yang multi kultural
Penelitian bersifat historis dan penelitian tradisi , konsep dari diri dan semuanya, tergantung pada etika dan politik penelitian
Paradigma teoritis dan  interpretatif
Positivisme, post-positivisme, konstruktivisme, feminisme, model etnik, model Marxis, cultural studies
Strategi penelitian
Desain studi, studi kasus, etnografi, observasi partisipasi, fenomenologi, grounded theory, metode biografi, metode histories, penelitian tindakan, dan penelitian klinis
Metode pengumpulan data dan analisis data empiris
Interviu, observasi, artefak, dokumen dan rekaman, metode visual, metode pengalaman pribadi, analisis dengan bantuan program computer, dan analisis tekstual
Pengembangan interpretasi dan pemaparan
Kritereia dan kesepakatan, seni dan politik penafsiran, penafsiran tulisan, strategi analisis, tradisi evaluasi, dan penelitian terapan

Menurut Patton (dalam Sulistiany 1999) ada 4 macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :
a.       Triangulasi data
Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda.
b.      Triangulasi Pengamat
Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.
c.       Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.
d.      Triangulasi metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancra dilakukan.
Keabsahan internal merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh kesimpulan hasil penelitian menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Keabsahan ini dapat dicapai melalui proses analisis dan interpretasi yang tepat. Aktivitas dalam melakukan penelitian kualitatif akan selalu berubah dan tentunya akan mempengaruhi hasil dari penelitian tersebut. Walaupun telah dilakukan uji keabsahan internal, tetap ada kemungkinan munculnya kesimpulan lain yang berbeda.
Keabsahan ekternal mengacu pada seberapa jauh hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada kasus lain. Walaupun dalam penelitian kualitatif memeiliki sifat tidak ada kesimpulan yang pasti, penelitiaan kualitatif tetapi dapat dikatakan memiliki keabsahan ekternal terhadap kasus-kasus lain selama kasus tersebut memiliki konteks yang sama.
Keajegan merupakan konsep yang mengacu pada seberapa jauh penelitian berikutnya akan mencapai hasil yang sama apabila mengulang penelitian yang sama, sekali lagi. Dalam penelitian ini, keajegan mengacu pada kemungkinan peneliti selanjutnya memeperoleh hasil yang sama apabila penelitian dilakukan sekali lagi dengan subjek yang sama. Hal ini menujukan bahwa konsep keajegan penelitian kualitatif selain menekankan pada desain penelitian, juga pada cara pengumpulan data dan pengolahan data

8.      Tahapan Penelitian
a.       Tahap Persiapan Penelitian
Pertama peneliti membuat pedoman wawancara yang disusun berdasarkan demensi kebermaknaan hidup sesuai dengan permasalahan yang dihadapi subjek. Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan-pertanyaan mendasar yang nantinya akan berkembang dalam wawancara. Pedoman wawancara yang telah disusun, ditunjukan kepada yang lebih ahli dalam hal ini adalah pembibing penelitian  untuk mendapat masukan mengenai isi pedoman wawancarara. Setelah mendapat masukan dan koreksi dari pembimbing, peneliti membuat perbaikan terhadap pedoman wawancara dan mempersiapkan diri untuk melakukan wawancara. Tahap persiapan selanjutnya adalah peneliti membuat pedoman observasi yang disusun berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku subjek selama wawancara dan observasi terhadap lingkungan atau setting wawancara, serta pengaruhnya terhadap perilaku subjek dan pencatatan langsung yang dilakukan pada saat peneliti melakukan observasi. Namun apabila tidak memungkinkan maka peneliti sesegera mungkin mencatatnya setelah wawancara selesai.
Peneliti selanjutnya mencari subjek yang sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Untuk itu sebelum wawancara dilaksanakan peneliti bertanya kepada subjek tentang kesiapanya untuk diwawancarai. Setelah subjek bersedia untuk diwawancarai, peneliti membuat kesepakatan dengan subjek tersebut mengenai waktu dan temapat untuk melakukan wawancara.

b.      Tahap pelaksanaan penelitiaan
Peneliti membuat kesepakatan dengan subjek mengenai waktu dan tempat untuk melakukan wawancara berdasarkan pedoman yang dibuat. Setelah wawancara dilakukan, peneliti memindahakan hasil rekaman berdasrkan wawancara dalam bentuk verbatim tertulis. Selanjutnya peneliti melakukan  analisis data dan interprestasi data sesuai dengan langkah-langkah yang dijabarkan pada bagian metode analisis data di akhir bab ini. setelah itu, peneliti membuat dinamika psikologis dan kesimpulan yang dilakukan, peneliti memberikan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.






H.    Daftar Rujukan
Bagong Suyanto. 1995. Metode Penelitian Sosial, Airlangga University Press.
Bogdan, R.C. dan S.K. Biklen. 1982. Qualitative Research for Education. Allyn and Bacon ,Inc. USA.
Brannen, Julia, Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, 1997. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 4, No. 2, September 2002: 123 – 136
Jurusan Ekonomi Manajemen, Fakultas Ekonomi – Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/journals/management/136
Denzin, N.K. dan Y.S. Lincoln. Hand Book of Qualitative Research, 1994. Sage Production, Inc. USA.
Faisal, Sanapiah. 1989. Format-Format Penelitian Sosial: Dasar-dasar dan Aplikasi, Rajawali Press, Jakarta.
Faisal, Sanapiah, 1990, Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar dan Aplikasi. YA-3-Malang.
Glaser, B.G. dan A.L. Strauss. 1967. The Discovery of Grounded Theory. Aldine de Gruyter Inc., New York.
Lincoln, Y.S. dan E.G. Guba. 1985. Naturalistic Inquiry. Sage Publications, Ltd. USA.
Miles, M.B. dan M.A. Huberman. 1992, Analisis Data Kualitatif, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Moleong, L.J. 1989. Metode Penelitian Kualitatif. Ramaja Karya, Bandung.
Nasution. 1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Tarsito, Bandung.
Singarimbun. 1984. Pedoman Praktis Membuat Usulan Penelitian. Ghalia Indonesia.
Williams, D.C. 1988. Naturalistic Inquiry Materials, FPS IKIP Bandung.
Agus Salim 2006.Teori & Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana
Brannen, Julia. 1997. Memadu Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Terj, Nuktaf Arfawie Kurde, Imam Safe’I dan Noorhaidi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Imron Arifin. 1996. Penelitian Kualitatif dalam ilmu-ilmu Sosial dan Keagamaan. Editor. Malang: Kalimasahada
Lili Rasjidi. 1991. Manajemen Riset Antardisiplin, editor. Bandung: Rosda
Lincoln, Yvonna S & Egon G. Guba. 1985. Naturalistic Inquiry. California: Sage
Lexy J. Moleong. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Karya
Mubyarto, Loekman Sutrisno dan Michael Dove. 1984. Nelayan dan Kemiskinan. Studi Ekonomi dan Antropologi di Dua Desa Pantai. Jakarta: Rajawali.
Symon, Gillian & Catherine Cassell.1998. Qualitative Methods and Analysis in Organizational Research. A Practical Guide. New Delhi: Sage
Weber, Max.1960. Sekte-sekte Protestan dan Semangat Kapitalisme dalam Taufik Abdullah, editor. 1979. Agama, Etos Kerja dan Perkembangan Ekonomi. Jakarta: LP3ES
Myrdal, Gunnar. 1969. The political Element in the Development of Economic Theory. New York: Simon and Schuster.
Smith, Adam. 1976. An Inquiry into tThe Wealth of Nations. Chicago: The University of Chicago.
Digital Collection. 2007. Kepuasan Pelanggan. Universitas Kristen Petra
Sutaryo, Dhony Wardhana. 2008. Pengaruh Kepuasan dan Faktor-Faktor Persepsi Hambatan Berpindah Terhadap Loyalitas Pengguna Jasa Kost di Gubeng Airlangga I-VII Surabaya. Surabaya: GDLHUB
“ Pelayanan Publik”. www.wikipedia.com
“ Manfaat Kepuasan Konsumen “. www.VibizPortal.com













Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara
a.       Bagaimanakah pelayanan yang dilakukan oleh tenaga staff kepada peserta didik di SMA Negeri 8 Malang?
b.      Bagaimanakah kepuasan yang dirasakan oleh peserta didik terhadap pelayanan tenaga staff?
c.       Apa sajakah hambatan atau kendala yang dihadapi dalam memberikan pelayanan prima kepada peserta didik?
Lampiran 2. Daftar Pertanyaan Observasi tabel dibawah ini:
No
Permasalahan
Aspek
Indikator
Sumber Data
Metode
1








Bagaimana pelayanan yang dilakukan oleh
tenaga staff terhadap peserta didik di
SMA Negeri 8 Malang






1. Input
1. Informasi tentang administrasi sekolah
Kepala TU
Observasi




2. Informasi tata cara administrasi
Kepala TU
Observasi
2. Proses
1. Kegiatan administrasi kesiswaan dan guru
Staff TU
Observasi

2. Mengolah data basa sekolah
Staff TU
Observasi

3. Mengelola keuangan sekolah
Staff TU
Observasi

4. Manajemen proses kegiatan sekolah
Kepala TU
Observasi
3. Output
1. Akademik
Kepala Sekolah
Wawancara

2. Non akademik
Kepala Sekolah
Wawancara
2






Bagaiaman kepuasan yang dirasakan oleh
peserta didik terhadap pelayanan yang
diberikan tenaga staff SMA Negeri 8 Malang

1. Input
1. Pengetahuan tentang administrasi
Siswa
Observasi

2. Mengetahui pegawai staff TU
Siswa
Observasi
2. Proses
1. Pelayanan TU pada PD
Siswa
Observasi

2. Kecepatan, ketepatan proses administrasi
Staff TU
Observasi

3. Standart pelayanan TU
Staff TU
Observasi
3. Output
1. Fasilitas yang memadai
Kepala Sekolah
Wawancara
2. Pelayanan prima
Staff TU
Observasi
3






Apa saja hambatan yang dihadapi untuk
meningkatkan pelayanan kepada PD agar
merasa puas




1. Input
1. Pegawai staff TU
Staff TU
Observasi
2. Proses
1. Pelatihan ketrampilan
Staff TU
Observasi

2. Seminar standar pelayanan
Staff TU
Observasi

3. Pola tingkah laku pegawai staff TU
Staff TU
Observasi
3. Output
1. Prestasi kerja
Kepala Sekolah
Wawancara

2. Kesejahteraan pegawai
Kepala Sekolah
Wawancara

3. Motivasi dalam bekerja
Staff TU
Observasi

Lampiran 3. Jadwal Penelitian
No
Tahapan Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Jan’10
Feb’10
Mar’10
Apr’10
Mei’10
Jun’10
Jul’10
Ags’10
1
Persiapan








2
Observasi








3
Wawancara








4
Dokumentasi








5
Konsultasi









Tidak ada komentar:

Posting Komentar