Label

Selasa, 24 Januari 2012

OBSERVASI



A.   Pengertian Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran untuk mendapatkan informasi dengan cara mengamati perilaku siswadalam situasi tertentu.
Observasi adalah suatu penyelidikan yang dijalankan secara sistematis dan sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian-kejadian secara  langsung (Bimo Walgito, 1987:54).
Observasi adalah suatu tehnik untuk mengamati secara langsung maupun tidak langsung gejala-gejala yang sedang /berlangsung baik di dalam sekolah maupun di luar sekolah (Djumhur, 1985:51).
Observasi sebagai alat pengumpul data adalah pengamatan yang memiliki sifat sifat (depdikbud:1975:50):
· dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan lebih dulu.
· direncanakan secara sistematis.
· hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuannya.
· dapat diperiksa validitas, reliabilitas dan ketelitiannya.
· bersifat kwantitatif.

B.   Jenis-jenis Observasi
1. Menurut peranan observer
a. Observasi Partisipan: observasi di mana observer ikut aktif di dalam kegiatan observasi.
b. Observasi Non Partisipan: observasi dimana observer tidak ikut aktif di dalam bagian kegiatan observasi (hanya mengamati dari jauh).
c. Observasi Kuasi partisipasi : observasi dimana observer seolah-olah turut berpartisipasi yang sebenarnya hanya berpura-pura saja dalam kegiatan observasi.



2. Menurut situasinya
a. Free Situation : observasi yang dijalankan dalam situasi bebas, tidak ada hal-hal atau faktor-faktor yang membatasi jalannya observasi.
b. Manipulated Stuation : observasi yang situasinya dengan sengaja diadakan. Sifatnya terkontrol ( dalam pengontrolan observer ).
c. Partially Controlled Situation : campuran dari keadaan observasi free situation dan manipulated situation.
3. Menurut sifatnya
a. Observasi Sistematis : observasi yang dilakukan menurut struktur yang berisikan faktor-faktor yang telah diatur berdasarkan kategori, masalah yang hendak di observasi.
b. Observasi Non Sistematis : observasi yang dilakukan tanpa struktur atau rencana terlebih dahulu, dengan demikian observer dapat menangkap apa saja  yang dapat di tangkap.
C.   Kelemahan dan Kelebihan Observasi
             1.    Kelemahan Observasi
a.  Banyak hal yang tidak dapat diungkap dengan observasi. Misalnya kehidupan pribadi seseorang yang sangat dirahasiakan.
b.  Apabila obyek observasi tahu bahwa dia sedang diobservasi, ia dapat melakukan kegiatannya dengan tidak wajar.
c.  Observasi banyak tergantung dari faktor yang tidak terkontrol.
d. Faktor subyektif observer sukar dihindarkan.
e.  Timbulnya suatu kegiatan / kejadian yang hendak diobservasi tidak dapat dipastikan sehingga observer sukar menentukan waktu yang tepat untuk melakukan observasi.
2.                                                                            Kelebihan Observasi
a.  Observasi merupakan teknik yang langsung dapat digunakan untuk memperhatikan berbagai gejala. Banyak aspek tingkah laku manusia ataupun situasi yang hanya dapat diteliti melalui observasi langsung.
b.  Observasi memungkinkan pencatatan yang serempak dengan terjadinya suatu gejala atau kejadian yang penting.
c.  Observasi sangat baik dipergunakan sebagai teknik untuk melengkapi dan mencek fakta atau data yang diperoleh dengan alat pengumpul data lain.
d. Dengan observasi observer tidak memerlukan bahasa verbal untuk berkomunikasi dengan obyek yang ditelaah.
D.   Prosedur Pengembangan
1) Interpretasi
Kadar interprestasi dalam observasi dapat direntang mulai dari yang bersifat sepenuhnya mekanistik tanpa interpretasi sehingga dinamakan low–inference observation seperi dikembangkan oleh Flanders (1970). Rekaman data hasil observasi yang serupa ini akan berbentuk tanda cacah (tallies) untuk masing – masing kategori amatan, dalam hubungan ini yang terdiri dari (i)teacher talk, (ii) pupil talk, dan (iii) silence/confusion. Meskipun memang ada kemanfaatannya, khususnya untuk memetakan kecenderungan pendominasian diskursis (discourses) dalam interaksi pembelajaran, namun akan banyak juga sisi – sisi kajian lain yang tidak akan tersentuh dengan prosedur observasi serupa ini, misalnya yang berkenaan dengan mutu keputusan dan/atau tindakan profesionalan guru dalam pengelolaan interaksi pembelajaran. Sebaliknya, untuk keperluan yang terakhir ini, diperlukan high-inference observation, yaitu suatu observasi yang mempersyaratkan penafsiran teknis secara langsung dan cepat (instaneous interpretation) dalam perekaman data hasil observasi.
Dengan kata lain fakta yang direkam dalam observasi itu lansung diinterpretasikan dengan kerangka piker tertentu, misalnya yang diartikulasikan sebagai asas – asas pembelajaran siswa aktif (Learner-centered instruction). Ini berarti bahwa apa yang dikatakan, atau tidak dikatakan, apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh guru dan/atau siswa diberi makna yang khas dan unuk dalam mengobservasi sesuatu episode pembelajaran.
2) Fokus
Dari segi titik tujuan observasi dapat dibedakan dari prosedur yang tidak secara apriori menetapkan titik tujuan kecuali kehendak untuk memotret kesan umum tentang implementasi pendekatan pembelajaran siswa aktif sebagaimana telah dikemukakan dalam butir sebelumnya. Di pihak lain sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Ada pula observasi yang sebelum pelaksanaannnya telah menetapkan titik –titik tujuan tertentu. Misalnya mengenai dominasi guru dalam diskursis pembelajaran atu kadar tuntutan intelektual pertanyaan –pertanyaan yang diajukan guru (low cognitive Level vs high cognitive level). Ini berarti bahwa, dengan penetapan focus yang dimaksud perhatian pengamat terutama akan dibatasi pada titik incar yang telah ditetapkan itu. Di pihak lain ini tentu tidak dapat diartikan bahwa pengamat akan secara kaku menutup mata dan telinga dari kejadian – kejadian di luar focus, yang justru dianggap memiliki makna dan/atau implikasi penting berkaitan dengan tindakan perbaikan yang tengah digelar.
Pada sisi lain, memang ada saatnya diperlukan observasi yang bersifat terbuka (open–ended). Tindakan perbaikan yang memasang prakarsa dan kreativitas siswa (atau guru) sebagi salah satu tujuannya akamn mempersyaratkan observasi yang lebih bersifat terbuka itu. Sebaliknya, penstrukturan yang terlalu dini dan atau kaku, akan gagal menjaring indicator-indikator yang berkenaan dengan prakarsa serta kreativitas siswa (atau guru) yang dimaksud.
3) Pelaksana
Salah satu format yang merupakan modifikassi catatan lapangan. (field notes) yang dapat dimanfaatkan oleh guru yang merangkap fungsi sebagai pelaku tindakan perbaikan dan pengamat dengan hasil yang menjanjikan adalah Jurnal Harian. Pada dasarnya, jurnal harian yang produktif adalah yang mengandung 4 komponen yaitu (i) identifikasi konteks observasi. (ii) informasi factual yang menonjol dalam sesuatu periode observasi. (iii) makna dari informasi faktual tersebut dalam konteks di mana ia teramati. dan (iv) implikasi dari fakta dan makna yang dimaksud dalam butir ii dan iii dalam kerangka piker tindakan perbaikan yang tengah digetar.
Dengan dokumentasi rekaman yang sistematis mulai dari konteks fakta, makna beserta implikasinya dalam sesuatu kerangka piker tertentu itu, maka proses refleksi akan terfasilitasi secara efektif dan effisien karena berhasil memanfaatkan data yang baiak cakupan maupun obyektifitas serta pemaknaannya cukup memadai.
4) Tujuan
Dalam penelitian formal, observasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang sahib dan handal (valid dan reliable)yang dapat digunakan sebagai bahan dalam menjawab pertanyaan –pertanyaan penelitian, termasuk yang dikemas dalam bentuk hipotesis – hipotesis..
5) Alat bantu rekam
Dari segi alat bantu rekam yang digunakan ragam prosedur observasi dapat direntang dari yang nyaris tidak menggunakan alat bantu rekam kecuali selembar kertas kosong, sampai dengan yang menggunakan alat rekam pandang dengar yaitu kamera video yang dapat merekam peristiwa secara relative original. Dalam banyak hal, penggunaan berbagai alat bantu rekam yang canggih itu memang sangat menggoda, dan untuk keperluan – keperluan tertentu. Memang menjanjikan kemanfaatan yang nyata dalam bentuk kelengkapan rekaman.
6) Sasaran Observasi
Dalam suatu pengamatan misalnya penelitian tindakan kelas, observasi dipusatkan baik kepada proses maupun hasil (interim) tindakan pembelajaran beserta segala peristiwa yang melingkupinya. Sebagaimana telah dikemukakan, sama seperti pada tindakan pembelajaran yang dilaksanakan secara rutin. Pada saat dilaksanakannya suatu tindakan.secara bersamaan juga dilakukan pengamatan tentang segala sesuatu yang terjadidan tidak terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya,sebagaimana halnya dalam tindakan pembelajaran umumnya, data yang diperoleh dari observasi itu langsung diinterpretasikan maknanaya dalam kerangka piker tindakan perbaikan yang telah direncanakan sebagaimana telah dikemukakan di atas. Pada gilirannya, data dan interpretasi hasil observasi tersebut dijadikan sebagai masukan dalam rangka pelaksanaan retleksi.
E.   Contoh Observasi
Contoh Lembar Kegiatan Observasi
Lembar Kegiatan Observasi
TES : ……………………..
Nama : …………………….          Jenis Kelamin : ………………………
Tgl. Lahir : …………………….   Tgl. Tes : ………………………
Pendidikan : ……………………. Waktu Tes : ………………………
Tempat Tes : ……………………. Alamat : ………………………
I. Selama Testee Diberi Instruksi
1. Melihat kepada tester dan mendengarkan dengan penuh perhatian
a. tidak
b. kadang-kadang
c. selalu
2. Testee melihat-lihat sekitar ruang.
a. ya
b. tidak
3. Testee mengajukan pertanyaan kepada tester
a. tidak
b. kadang-kadang
c. selalu
4.
Approach kepada tes
a. lambat
b. ragu-ragu
c. cepat

5. Sikap terhadap tes
a. acuh tak acuh
b. santai
c. serius
6. Ekspresi yang berhubungan dengan kemampuan sendiri terhadap tes
a. mengatakan bahwa tugas itu mudah
b. mengekspresikan antusiasnya
c. tidak dapat mengerjakan
d. tidak memberikan komentar, diam
7. Penilaian/kritik terhadap tugas yang diberikan, baik melalui ucapan atau gerakan ;
…………………………………………………………………………………........
…………………………………………………………………...........................
II. Selama Testee Mengerjakan Tes
1. Permulaan
a. langsung dimulai
b. melihat-lihat dahulu baru memulai
c. memulai dengan beberapa ulangan atau selalu dengan cara yang lama

2. Selama mengerjakan tugas
a. arah perhatian
1. memperhatikan tugas-tugasnya
2. perhatiannya keliling
3. kurang memperhatikan tugas-tugasnya
b. daya kosentrasi
1. sangat terpusat
2. terbagi-bagi
c. ekspresi perasaan emosi
1. tenang
2. tidak tenang
3. terkejut
d. mengekspresikan perasaan
1. selama seluruh tes berlangsung
2. hanya sebagian-sebagian
3. tidak mengekspresikan perasaannya
e. gerak-gerak badan
1. koordinasi baik
2. koordinasi sedang
3. gelisah
f. tempo kerja
1. cepat
2. sedang
3. lambat
g. gerakan tangan
1. terampil/cekatan
2. pasti/teguh/mantap
3. cepat, nervous
4. lambat
h. cara bekerja
1. sesuai dengan tugas
a. bekerja sistematis
b. meloncat-loncat
c. teratur
d. tidak teratur
2. menurut jenis tindakan
a. teliti
b. ceroboh/kotor
i. mempergunakan alat-alat
1. dengan baik/teratur
2. dengan ceroboh/acak-acakan

j. selama testee bekerja, mengembalikan alat-alatnya
1. ya
2. tidak
k. kalau timbul kesulitan, tidak minta pertolongan tetapi ada sikap
1. acuh tak acuh
2. mengatasi kesulitan dengan cara yang korek
3. tenang
4. gelisah
l. minta pertolongan
1. bekali-kali
2. satu kali
3. tidak pernah
m. sikap selama ditolong
1. acuh tak acuh
2. gembira
3. berterima kasih
4. agak pesimis
5. penuh kepercayaan
6. menunjukkan perasaan tidak senang
n. mengerjakan instruksi
1. dengan cepat
2. mengerjakan dengan penyimpangan :
- positif
- negative
3. mengerjakan dengan lambat
III. Sikap terhadap performance
1. mengetahui kesalahannya
a. kadang-kadang
b. mengetahui pada akhir tes
c. selama mengerjakan tes
2. tidak mengetahui kesalahan dan tidak mengecek kesalahannya

IV. Kelakuan pada akhir tes
1. tinggal diam dan mengerjakan dengan tenang
2. mengatakan hasil-hasilnya
3. mengajukan pertanyaan-pertanyaan
4. mengekspresikan emosi
V. Sesudah Testing
1. Meninggalkan alat-alatnya
a. teratur
b. tidak tearatur
2. mempergunakan alat-alatnya
a. secara ekonomis
b. tidak ekonomis
3. meninggalkan tempat dengan
a. cepat
b. Lambat
F.    Alat Pencatat Observasi
1. Anecdotal Records : merupakan cara untuk melengkapi observasi, dalam mengadakan observasi pengamat dapat melakukan pencatatan tentang kejadian yang berlaku dengan suatu kasus atau individu.
2. Check List : suatu daftar pengamatan, dimana observer tinggal memberikan tanda check atau tanda-tanda lain terhadap ada tidaknya aspek-aspek yang diamati.
3. Rating Scale : alat pengumpul data yang dipergunakan dalam observasi untuk menjelaskan, menggolongkan, menilai individu atau situasi.
4. Mechanical Deviaces ( pencatatan dengan alat ) : dengan kemajuan tehnologi, memungkinkan observer menggunakan alat-alat yang lebih sempurna untukmengadakan observasi, misalnya dengan alat potret, tape recorder dan lain-lain.
G.  Cara Mencatat Hasil Observasi
1. Pencatatan secara langsung ( 0n the spot ) yaitu mencatat semua kejadian yang terjadi pada saat itu juga.
2. Pencatatan sesudah observasi berlangsung.
3. Mencatat hasil observasi dengan menggunakan key words / key symbol. Merupakan paduan dari cara langsung dan tidak langsung.
H.   Langkah-langkah Observasi
1. Menentukan tujuan
2. Menentukan sasaran
3. Menentukan ruang lingkup
4. Menentukan tempat dan waktu
5. Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan.
6. Mulai mengadakan observasi.
7. Mengadakan pencatatan data.
8. Menyusun laporan.
I.      Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Observasi
1. Menentukan materi apa yang akan diobservasi
2. Menentukan cara/teknik apa yang akan dipergunakan
3. Menentukan cara dalam mencatat hasil observasi
4. Dalam menyusun laporan harus di bedakan antara data dan interprestasi.
5. Harus diingat bahwa kemahiran observasi hanya dapat dicapai dengan mengadakan latihan dalam observasi.
6. Selama observasi berlangsung jangan sampai memberikan interprestasi dan interpretasi diberikan setelah oservasi selesai.
J.     Materi Observasi.
Materi observasi tergantung pada maksud dan tujuan dalam melaksanakan observasi.
Misalnya mengenai tingkah laku, latar belakang sosial atau keadaan lain.
K.  Hal-hal yang Mempengaruhi Kecermatan Hasil Observasi
1. Ada tidaknya prasangka observer tentang obyek yang diobservasi.
2. Kemampuan fisik observer dalam melakukan observasi.
3. Kemampuan observer untuk mengingat dan memusatkan perhatian.
4. Kemampuan observer dalam menghubungkan fakta satu dengan fakta lainnya yang timbul selama observasi.
5. Kemampuan observer untuk menggunakan alat pencatat observasi.
6. Kemampuan observer untuk memahami situasi keseluruhan dari hal-hal yang diamati.
7. Ketepatan dalam menggunakan alat pencatat.

1 komentar: