A.
Pengawasan Perpustakaan Sekolah
Istilah pengawasan
dibeberapa literatur sering disebut evaluation,
appraising, atau correcting. Pengawasan merupakan proses untuk “menjamin”
bahwa tujuan organisasi (perpustakaan sekolah) dan manajemen tercapai. Oleh
karena itu pengawasan dapat dilaksanakan pada proses perencanaan,
pengorganisasian, personalia, pengarahan dan penganggaran.
Pengawasan pada
dasarnya dapat dilakukan dengan cara pengawsan preventif atau pengawasan
korektif (Manullang:1990:176). Pengawasan preventif adalah pengawasan yang
mengantisipasi terjadinya penyimpangan-penyimpangan, sedangkan pengawasan
korektif dapat dilakukan apabila hasil yang diinginkan itu terdapat banyak
variasi.
Menurut Harold Koont
dan Cyril O’Donnell dalam Swastha (1984: 220-222) pengawasan dapat dikatakan
efektif jika memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a. Mencerminkan sifat kegiatan.
b. Segera melaporkan adanya penyimpangan.
c. Mampu melihat kedepan.
d. Dilakukan dengan objektif.
e. Bersifat obyektif.
f. Mencerminkan pola organisasi.
g. Mudah dipahami.
h. Menunjukkan tindakan korektif.
i.
Ekonomis.
1. Pengawasan Perpustakaan yang Efektif
Pengawasan perpustakaan
sekolah dimaksudkan untuk mengetahui efektifitas perpustakaan. Untuk mengetahui
efektifitas perpustakaan perlu diketahui indikator tentang kinerja perpustakaan.
Kinerja perpustakaan adalah efektifitas jasa yang disediakan perpustakaan dan
efisiensi sumber daya yang digunakan untuk menyiapkan jasa.
a. Pengaksesan
Jumlah dan tingkat pelayanan yang efektif,
antara lain sebagai berikut: rasio pelayanan yang diminta, pelayanan yang dapat
dipenuhi, rasio koreksi dengan jumlah pemakai.
b. Biaya
Efektifitas pelayanan perpustakaan sekolah
ditinjau dari segi biaya dapat dilihat pada biaya pelayanan yang dikeluarkan
dengan berbagai jenis pelayanan yang diberikan. Dalam hal ini dapat dihitung:
1)
Rasio antara pelayanan yang diberikan dengan tempo pelayanan.
2)
Rasio biaya suatu koleksi dengan nilai dan menfaat bahan tersebut.
3)
Rasio antara pelayanan yang disajikan dengan seluruh biaya.
c. Kepuasan Pemakai
Kepuasan pemakai dan keberhasilan mencapai
tujuan perpustakaan sekolah merupakan efektifitas dari pelayanan yang di
sajikan. Penilaian terhadap kepuasan pemakai ini meliputi:
1)
Kepuasan pemakai terhadap pelayanan yang diberikan.
2)
Banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh perpustakaan.
3)
Presentase jenis bahan pustakaterhadap kelompok pemakai.
4)
Rasio antara koleksi yang digunakan dengan bahan yang diminta.
d. Tempo Pelayanan
Tempo pelayanan juga harus diperhitungkan.
Tempo pelayanan merupakan suatu wujud pelayanan perpustakaan yang bersifat
kualitatif dan memiliki tingkat obyektifitas yang tinggi. Penilaian terhadap
tempo meliputi:
1)
Kecepatan pelayanan.
2)
Rasio antara pelayanan yang diberikan dengan waktu rata – rata untuk
semua pelayanan.
3)
Rasio antara koleksi dengan tempo pelayanan.
2. Pentingnya Pengawasan
Di perpustakaan sekolah
sering terjadi keterlambatan dalam pengolahan bahan pustaka. Akibatnya terjadi
penumpukan pekerjaan di bagian pengolahan bahan pustaka. Untuk itu pimpinan
perpustakaan mengambil tindakan:
a. Mengganti system pengolahan dari sistem manual
menjadi sistem pengolahan terotomasi atau dengan komputer.
b. Membentuk kelompok spesialis subjek untuk
membantu kelancaran proses pengolahan bahan pustaka.
c. Menempatakan staf yang menguasai subjek dan
menguasai komputer di bidang pengolahan bahan pustaka.
d. Melibatkan peran serta pustakawan dalam proses
pengambilan keputusan untuk mengadakan perubahan-perubahan atau
perbaikan-perbaikan dalam pengolahan bahan pustaka.
3. Proses Pengawasan
Dalam proses pengawasan
ada tiga langkah yang harus ditempuh, yaitu:
a. Menentukan atau membuat standar
Ada dua macam standar
yang dikenal, yaitu: yang berhubungan dengan kebendaan (material) seperti
kualitas, kuantitas, biaya, waktu; dan yang berhubungan dengan moral manusia
seperti loyalitas.
b. Mengukur hasil yang dicapai dan membandingkannya
dengan standar
Pada
pengukuran hasil yang dicapai adalah selalu membuat catatan tentang apa yang
sudah dikerjakan (oleh setiap orang). Jika tidak ada catatan dan hasil kerja
tidak diukur dengan objektif, maka akan sulit bagi pimpinan untuk menilai hasil
kerja kita. Jadi pengontrolan dan pencatatan harus selalu dilakukan.
Pengontrolan yang sering dilakukan di perpustakaan meliputi: pengamatan
langsung di lapangan, laporan lisan, dan laporan tertulis. Biasanya cara ini
juga dengan pemeriksaan langsung.
c. Memperbaiki penyimpangan bila ada atau ditemui
penyimpangan-penyimpangan
Bila ditemukan
penyimpangan-penyimpangan harus segera ditindaklanjuti dengan perbaikan. Tidak
boleh ditunda atau dikompromikan, karena hal tersebut akan merembet dan
menyebabkan kesalahan yang berlarut-larut. Tindakan perbaikan dilakukan oleh
orang yang bertanggungjawab atas hasil akhir. Mungkin perbaikan tersebut
melibatkan perubahan total pada pekerjaan tersebut dan dimulai dengan
perencanaan ulang.
B.
Penilaian dan Pelaporan Perpustakaan Sekolah
1.
Penilaian Perpustakaan Sekolah
Penilaian terhadap kinerja perpustakaan dapat
dilakukan dalam kurun waktu tertentu, setiap catur wulan, semester, atau tahun.
Penilaian dilakukan dengan maksud agar pengelolaan perpustakaan lebih disiplin
dan bertanggung jawab atas kinerja perpustakaan secara keseluruhan. Jenis
kegiatan yang dapat dinilai meliputi:
a.
Pendayagunaan perpustakaan dalam proses belajar mengajar.
b.
Jumlah koleksi dan tambahan koleksi.
c.
Jumlah anggota, pengunjung, peminjam, dan buku yang dipinjam.
d.
Dana dan anggaran yang digunakan.
e.
Kondisi perabot dan peralatan.
f.
Jumlah petugas perpustakaan dan kualifikasinya.
g.
Kegiatan yang diikuti oleh petugas perpustakaan, seperti pelatihan
atau seminar yang berkaitan dengan masalah perpustakaan.
Setelah pimpinan
mempunyai data pengukuran hasil kerja (kegiatan yang dinilai) yang telah
dicapai, maka selanjutnya hasil tersebut perlu dibantingkan dengan standar yang
ada. Kegiatan ini sebenarnya berupa penilaian terhadap hasil kerja yang telah
dicapai. Kalau terjadi perbedaan antara hasil yang telah dicapai dengan
standar, atau dengan kata lain penyimpangan, maka harus ditentukan apa tindakan
pimpinan untuk memperbaiki penyimpangan tersebut. Perlu diingat juga bahwa
kemungkinan terjadinya penyimpangan tersebut cukup kecil sehingga sebenarnya
penyimpangan tersebut dapat diabaikan dan tidak perlu dilakukan
perbaikan-perbaikan.
2. Pelaporan Perpustakaan Sekolah
Untuk
mengetahui maju-mundurnya kegiatan perpustakaan sekolah perlu adanya laporan
periodik. Dengan adanya laporan perpustakaan fisik dan kegiatan yang baik akan
mudah dilakukan pengawasan.
Pengawasan
perlu dilakukan untuk mengetahui ketidaksesuaian perencanaan dengan
pelaksanaan, kesalahan prosedur, penyelewengan anggaran, ketidakjujuran
petugas, dan pembelokan arah organisasi/ perpustakaan sekolah.
a. Laporan Perpustakaan Sekolah
Laporan perpustakaan sekolah secara
garis besar terdiri dari laporan fisik dan laporan kegiatan. Laporan fisik
meliputi: jumlah koleksi, penambahan koleksi, luas ruangan, jumlah anggota,
jumlah mebuler, dan anggaran. Sedangkan laporan kegiatan meliputi kegiatan
peminjaman, pengembalian, jumlah kunjungan, jumlah kegiatan story telling, jumlah pemanfaatan
internet dan lainnya.
Laporan
ini dapat berbentuk uraian, statistik, tabel, gambar, foto, grafik atau nemtuk
lain.
Contoh Laporan:
1)
Laporan Fisik
Keadaan Buku dan Lainnya Tahun 2008
MTs Negeri Malang 3
Gondanglegi, Malang
Laporan Keadaan Buku Per………..2008
No Urut
|
Golongan Keterangan
|
Buku Perpustakaan
|
Buku Inventaris/ Paket
|
Jumalah Seluruhnya Yang Baik
|
||||
Jumlah
|
Hilang/ Rusak
|
Yang Baik
|
Jumlah
|
Hilang/ Rusak
|
Yang Baik
|
|||
1
|
000 Karya Umum
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
100 Filsafat
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
200 Ilmu Sosial
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
300 Ilmu Agama
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
400 Bahasa
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
500 Peng. Murni
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
600 Teknologi
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
700 Olahraga
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
800 Sastra
|
|
|
|
|
|
|
|
10
|
900 Bumi Sejarah
|
|
|
|
|
|
|
|
11
|
Seni
|
|
|
|
|
|
|
|
12
|
Fiksi
|
|
|
|
|
|
|
|
13
|
Kliping
|
|
|
|
|
|
|
|
14
|
Majalah
|
|
|
|
|
|
|
|
15
|
Karya Tulis Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
16
|
Laporan
|
|
|
|
|
|
|
|
17
|
dll
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
|
|
……………Tgl……..…….20….
Mengetahui, Pustakawan,
Kepala Madrasah
(………………………) (……………………….)
2)
Laporan Kegiatan
Laporan Buku yang Dipinjam
MTs Negeri Malang 3
Gondanglegi, Malang
Laporan Buku yang Dipinjam Bulan Desember 2008
GOL
|
Tanggal
|
JUMLAH
|
||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
|
25
|
26
|
27
|
28
|
29
|
30
|
||
000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
100
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
200
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
300
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
400
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
500
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
600
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
700
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
800
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
900
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
JUMLAH
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
……………Tgl……..…….20….
Mengetahui, Pustakawan,
Kepala Madrasah
(………………………) (……………………….)
b. Hambatan
Laporan
Beberapa sebab yang dapat menghambat proses
pelaporan dan dapat menimbulkan kesulitan dalam pelaporan. Sebab-sebab tersebut
antara lain sebagai berikut:
· Penyajian fakta yang tidak benar dan cenderung
memutarbalikkan fakta.
· Informasi yang disajikan tidak lengkap
· Organisasinya besar dan rumit
· Kepala perpustakaan kurang menghargai pendapat
bawahan
· Bahasa yang tidak lugas dan cenderung
berbelit-belit
· Beban psikologis bagi si pelapor (misalnya
bawahan)
· Laporan dikhawatirkan dapat menambah beban kerja
bagi si pelapor.
c. Fungsi Laporan
Fungsi laporan dapat
dijabarkan sebagai berikut:
· Pertanggungjawaban dan Pengawasan
Laporan merupakan suatu pertanggungjawaban dari seorang
petugas kepada atasannya sesuai dengan fungsi dan tugas yang dibebankan kepada
yang bersangkutan.
· Penyampaian Informasi,
Bagi atasan yang menerima laporan, maka laporan
merupakan salah satu sumber informasi yang diperlukan dalam melaksanakan fungsi
dan tugas-tugasnya.
· Bahan Pengambilan Keputusan
Dalam pelaksanaan manajemen, pimpinan harus
mengambil keputusan yang diperlukan setiap saat. Untuk keperluan pengambilan
keputusan, pimpinan memerlukan data atau informasi yang berhubungan dengan
keputusan yang akan diambil.
· Sebagai salah satu alat untuk membina kerja sama.
· Sebagai salah satu alat untuk memperluas ide dan
tukat-menukar pengalaman.
d. Syarat-syarat Laporan
Agar laporan yang
dibuat dapat dengan mudah dibaca dan dimengerti, maka laporan tersebut harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1) Laporan
Harus Benar dan Objektif
Kebenaran dan
objektivitas informasi tersebut sangat penting, karena hal tersebut berkaitan
dengan pengambilan keputusan. Bila informasi dalam laporan tersebut tidak
objektif maka keputusan yang diambil berdasarkan informasi tersebut tidak akan
tepat pada sasarannya.
2) Laporan Harus Jelas dan Cermat
Diperlukan kemampuan
serta ketelitian pembuat laporan dalam menentukan data yang harus dimasukkan
untuk bahan penyusunan laporan.
3) Laporan Harus Langsung pada Sasaran
Uraian dalam laporan
diusahakan tidak terlalu panjang. Hindari penggunaan kata-kata kiasan,
sebaiknya laporan harus diusahakan singkat, tepat, padat, dan jelas serta
langsung menganai persoalannya.
4) Laporan Harus Lengkap
Laporan yang lengkao
mencakup segala segi dari masalah yang dikemukakan, uraiannya tidak memberikan
kesempatan terhadap timbulnya masalah-masalah atau pertanyaan-pertanyaan,
disertai data penunjang misalnya statistik, tabel, skema, dan sebagainya.
5) Laporan Harus Tegas dan Konsisten
Uraian yang dikemukakan
harus tegas dan tidak kontradiktif antara bagian laporan yang satu dengan yang
satu dengan yang lainnya. Keterangan yang dilaporkan harus tetap. Konsisten
tidak hanya berlaku bagi data atau keterangan yang dituangkan dalam laporan,
tetapi juga berlaku atas penggunaan bentuk kalimat.
6) Laporan Harus Tepat pada Waktunya
Laporan harus
diusahakan tepat waktu, tidak tepatnya waktu penyampaian satu laporan berarti
tindakan korektif yang harus diambil atau follow
upnya yang mengalami ketelambatan.
7) Laporan Harus Tepat Penerimaannya
Laporan pada dasarnya
mengandung pengertian komunikasi timbal balik antara yang member laporan dengan
penerima laporan atau antara atasan dan bawahan. Jika laporan tidak sampai pada
penerima, dikhawatirkan terjadi segi-segi negatif, antara lain kebocoran
rahasia, laporan bagi yang memintanya sudah tidak ada nilainya lagi, dan
penilaian negatif oleh atasan terhadap bawahan bersangkutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar